Analisa Kecemasan tertular wabah corona hingga berprasangka terhadap orang lain, takut tertular (UTS)

Analisa kecemasan tertular wabah corona hingga berprasangka terhadap orang lain, takut tertular.

Sebuah KLB yang terjadi pada tahun ini menggemparkan jagat alam bumi. Semua orang berlomba-lomba saling menjaga diri, saling memberi, bahkan saling mengasihi. Namun juga tidak sedikit seseorang yang justru menebar ketakutan, membesar-besarkan masalah kecil, membuat-buat berita tanpa tanggung jawab akan kejelasannya, dari mulut ke mulut pun terjadi penyebaran kabar yang belom tentu akan kebenaranya.
Dari situlah tumbuh rasa ketakutan terhadap covid-19 ini, dari berbagai media yang memberitakan. Sebuah perasaan emosi muncul melalui kecemasan dan ketakutan akan orang lain yang bisa menularkan virus tersebut. Seakan mengamuk dan gelisah dalam diri sendiri akan adanya virus ini yang diberitakan begitu terlihat sangat ganas dan menyeramkan. Semua ini dirasakan oleh semua penikmat sosmed khususnya yang setiap hari bisa update berita terbaru tentang virus ini.
Dari semua permasalahan diatas saya berfikir bahwa semua itu adalah perasaan emosi yang terlalu mendalam dan tidak terkontrol dengan sebuah tindakan jadi menurut saya dengan Pendekatan REBT dapat digunakan dalam kasus ini. Dimana terapi ini menekankan perasaan emosi dengan berfikir secara sehat serta berperilaku.
Dan dengan teknik ABCDEF insyaAllah kecemasan akan berkurang dan menghilang, karena dalam teknik ini menekankan perasaan emosi :
A (Activating Event) nah disini peristiwa tersebut adalah sebuah kecemasan terhadap corona dan ketakutan pada orang lain. Dari sini kita mampu mengajak konseli bahwa setiap manusia juga mempunyai rasa takut dalam hidupnya.
B (Belief) keyakinan, nah disini kita bisa berfikir virus ini ada karena adanya Sang Pencipta begitupun juga dengan kita, dan kita pun semua juga akan kembali kepada Sang Kuasa.
C (Consequence) konsekuensi, disini konseli dipandu bahwa resiko dari membaca berita, menambah kecemasan setelahnya. Oleh karena itu bila tidak mampu memfilter berita secara baik lebih baik mencari hiburan lain dan selalu tetap ikhtiar/waspada.
D (Disputing irrational belief) tindakan terapi, dampak dari baca berita covid-19 bila hanya akan menambah kecemasan, dan itu perlu kurangi dan jaga perasaan emosinya terhadap peristiwa virus ini yang membaca beritnya hanya akan cemas, alangkah baiknya melihat sesuatu yg lain, membahagiakan untuk mengurangi perasaan cemas ini.
E (Effective) dari hasil ABCD ini maka efektif, setelah mengurangi dan mampu memfilter berita dengan jelas, perasaan cemas pun semakin surut menghilang dan menghadapi dengan santai tanpa harus takut berlebihan dengan orang lain yang mampu menularkan.
F (Felling) perasaan baru, dari semua tahapan itu maka muncul sebuah perasaan yang dulunya takut karena seringnya membaca berita tentang covid-19 dan belom mampu memfilter setiap berita, sekarang sudah yakin akan setiap proses kehidupan dan mampu berfikir enjoy tanpa takut dan cemas berlebihan dengan tetap waspada dan terus berdo'a mendekatkan kepada Sang Pecipta karena semua ini ada sudah menjadi kehendak Allah SWT.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH PSIKOANALITIK KONTEMPORER (Erix H. Erikson)

Analisa Mahasiswa Yang Mengalami Prokratinasi Akademik (UTS)