Analisa Mahasiswa Yang Mengalami Prokratinasi Akademik (UTS)
Analisa Mahasiswa Yang Mengalami Prokratinasi Akademik
Pembawa berubahan bangsa, kesatuan umat manusia, sebuah kata yang identik bagi mereka yang belajar diperguruan tinggi yang dalam kampus dengan istilah mahasiswa. Tidak semua anak yang lulus MA/SMA sederajat mampu melanjutkan kebangku yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Namun bagi saya itu dulu, (hehe) karena sekarang banyak kampus swasta, dengan fasilitas yang sederhana berkembang dan menerima dari semua khalayak dari kalangan bawah hingga atas, berbeda pada tahun 80 an , itu yang pernah saya dengar dari paman saya sewaktu berjuang dilingkup kampus.
Pastinya diumur belasan itu yang dibawah puluhan wajar saja kelabilan dalam tindakan seorang mahasiswa, namun itu juga bukan hanya dari mereka yang berumur belasan menjadi masalah, justru mereka yang sudah sambil bekerja, mendidik, atau aktifitas formal lain dengan berkuliah, mengakibatkan mahasiswa itu harus extra pandai menjaga kesehatan dan waktu. Dan sebuah masalah yang umum bagi mahasiswa mengalami prokratinasi karena dari kesibukan mereka dengan yang lain dan belom mampu menyesuaikan dengan hal baru dan sering mengulang hal yang sama. Karena mahasiswa bukan hanya berperan dalam kampus namun juga dalam segi sosial, masyarakat, pendidikan, pemerintahan, dan organisasi yang sangat menjadi penguat mereka dalam dunia kampus, dari situ mahasiswa ada 3 tipe, pertama hedonis, yaitu tipe mahasiwa dengan memprioritaskan penampilan sesuatu yang baranded, hitz lah, jaman now, itu yang menjadi bersaingnya dunia akademiknya. Dan yang kedua ada mahasiswa Akademis dimana mahasiswa itu hanya berfikir untuk selalu mendapat hasil nilai yang baik, bagus dan unggul, tanpa berkeinginan realisasi keilmuan nya dengan berorganisasi atau kegiatan lain. Dan yang ke tiga ada mahasiswa aktivis, nah ini mahasiwa super duper dablek menurut saya, (haha) dimana saya berfikir mental mahasiswa ini begitu kuat karena seringnya bergelut dalam organisasi dan terjun dalam ranah sosial yang membentuk secara alami kepribadian yang penuh dengan banyak topeng, mereka secara akademik juga bisa unggul dengan semua pengalaman nya dan kemudian baru belajar dalam ruangan kelas, tapi tidak semua mahasiswa aktivis mampu seperti itu, bila lebih membahas jauh akan ada banyak sekali. Dari kecenderungan nya itu masalah mahasiswa ini sudah terlihat dengan lebih memilih untuk berorganisasi yang utama, akademik kesekian.
Dari semua hal analisa saya diatas, mahasiswa yang mngalami prokratinasi akademik itu cocok bila dengan Self Menegement, dimana teknik ini menekankan pengolahan diri dengan tujuan mahasiswa dalam pribadinya sendiri dan setelah tau akan tujuanya baru memenegement setiap dari pola pikir, tubuh, perasaan, dan juga spiritual. Dari situlah self menegement ini InsyaAllah efektif dalam kasus ini, dimana dari masing-masing mahasiswa yang sudah bisa berfikir logis dengan tipe keinginanya, mereka akan berfikir dua kali ketika akademik mereka tidak sebaik apa yang menjadi kebanggan mereka dari yang lainnya. Jadi dalam tahap reaksi tujuan melakukan pengontrolan terhadap pengubahan pikiran, perilaku, dan perasaan pengubahan secara langsung, dari aspek tersebut cocok dengan kasus ini.
Dan dari prinsip teknik ini pastinya mahasiswa yang prokratinasi memiliki tujuan dan melakukan pengontrolan dari setiap tingkah laku menuju tujuanya, sering mengevaluasi diri dari setiap langkah yang diambil dan membandingkan hasil yang lama dan baru. Itulah penjelasan saya yang InsyaAllah dengan teknik Self Menegement ini mampu mengatasi prokratinasi akademik mahasiswa.
Pembawa berubahan bangsa, kesatuan umat manusia, sebuah kata yang identik bagi mereka yang belajar diperguruan tinggi yang dalam kampus dengan istilah mahasiswa. Tidak semua anak yang lulus MA/SMA sederajat mampu melanjutkan kebangku yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Namun bagi saya itu dulu, (hehe) karena sekarang banyak kampus swasta, dengan fasilitas yang sederhana berkembang dan menerima dari semua khalayak dari kalangan bawah hingga atas, berbeda pada tahun 80 an , itu yang pernah saya dengar dari paman saya sewaktu berjuang dilingkup kampus.
Pastinya diumur belasan itu yang dibawah puluhan wajar saja kelabilan dalam tindakan seorang mahasiswa, namun itu juga bukan hanya dari mereka yang berumur belasan menjadi masalah, justru mereka yang sudah sambil bekerja, mendidik, atau aktifitas formal lain dengan berkuliah, mengakibatkan mahasiswa itu harus extra pandai menjaga kesehatan dan waktu. Dan sebuah masalah yang umum bagi mahasiswa mengalami prokratinasi karena dari kesibukan mereka dengan yang lain dan belom mampu menyesuaikan dengan hal baru dan sering mengulang hal yang sama. Karena mahasiswa bukan hanya berperan dalam kampus namun juga dalam segi sosial, masyarakat, pendidikan, pemerintahan, dan organisasi yang sangat menjadi penguat mereka dalam dunia kampus, dari situ mahasiswa ada 3 tipe, pertama hedonis, yaitu tipe mahasiwa dengan memprioritaskan penampilan sesuatu yang baranded, hitz lah, jaman now, itu yang menjadi bersaingnya dunia akademiknya. Dan yang kedua ada mahasiswa Akademis dimana mahasiswa itu hanya berfikir untuk selalu mendapat hasil nilai yang baik, bagus dan unggul, tanpa berkeinginan realisasi keilmuan nya dengan berorganisasi atau kegiatan lain. Dan yang ke tiga ada mahasiswa aktivis, nah ini mahasiwa super duper dablek menurut saya, (haha) dimana saya berfikir mental mahasiswa ini begitu kuat karena seringnya bergelut dalam organisasi dan terjun dalam ranah sosial yang membentuk secara alami kepribadian yang penuh dengan banyak topeng, mereka secara akademik juga bisa unggul dengan semua pengalaman nya dan kemudian baru belajar dalam ruangan kelas, tapi tidak semua mahasiswa aktivis mampu seperti itu, bila lebih membahas jauh akan ada banyak sekali. Dari kecenderungan nya itu masalah mahasiswa ini sudah terlihat dengan lebih memilih untuk berorganisasi yang utama, akademik kesekian.
Dari semua hal analisa saya diatas, mahasiswa yang mngalami prokratinasi akademik itu cocok bila dengan Self Menegement, dimana teknik ini menekankan pengolahan diri dengan tujuan mahasiswa dalam pribadinya sendiri dan setelah tau akan tujuanya baru memenegement setiap dari pola pikir, tubuh, perasaan, dan juga spiritual. Dari situlah self menegement ini InsyaAllah efektif dalam kasus ini, dimana dari masing-masing mahasiswa yang sudah bisa berfikir logis dengan tipe keinginanya, mereka akan berfikir dua kali ketika akademik mereka tidak sebaik apa yang menjadi kebanggan mereka dari yang lainnya. Jadi dalam tahap reaksi tujuan melakukan pengontrolan terhadap pengubahan pikiran, perilaku, dan perasaan pengubahan secara langsung, dari aspek tersebut cocok dengan kasus ini.
Dan dari prinsip teknik ini pastinya mahasiswa yang prokratinasi memiliki tujuan dan melakukan pengontrolan dari setiap tingkah laku menuju tujuanya, sering mengevaluasi diri dari setiap langkah yang diambil dan membandingkan hasil yang lama dan baru. Itulah penjelasan saya yang InsyaAllah dengan teknik Self Menegement ini mampu mengatasi prokratinasi akademik mahasiswa.
😊👍👍👍
BalasHapus