Analisa Siswa PAUD atau MI sederajat yang mengalami kebosanan Learn From Home (LFH)
Analisa siswa PAUD atau MI sederajat yang mengalami kebosanan Learn From Home (LFH)
Pagi yang cerah senyum anak yang indah, semua itu akan dirasakan setiap orang tua yang setiap pagi selalu bangun petang, menyiapkan keperluan anak sebelum bersekolah. Sebuah kebahgaian orang tua yang sulit diungkpakan melihat anaknya tumbuh dan bersemangat untuk belajar dibangku pendidikan. Pastinya anak yang baru menempuh pendidikan di PAUD sampai MI mereka masih memilik kelucuan dan keluguan dalam semua tingkahnya.
Sebuah KLB di tahun ini mengakibatkan semua aktifitas yang banyak mengumpulkan masa dihentikan, dampak ini juga berlangsung dalam dunia pendidikan hingga semua aktifitas KBM diliburkan dalam lingkungan sekolah diganti dengan belajar dirumah.
Hal ini menjadikan sebuah kebudayaan/kebiasaan baru bagi seorang anak yang terbiasa belajar dengan guru dan teman-temanya disekolah. Sehingga anak terpaksa belajar dirumah bersama orang tuanya dengan suasana yang sama, dan cara orang tua pun berbeda dengan guru disekolahnya, yang menjadikan anak jenuh dan belom terbiasa dengan kondisi dan keadaan yang ada , hal ini justru membuat kemalasan anak belajar dirumah karena tidak kenyamanan dan ketentraman dalam belajar.
Semua orang tua mempunyai hal yang sama untuk anaknya namun setiap cara mereka berbeda yang itu tanpa disadari membentuk karakter sang anak. Dalam hal ini banyak kasus yang terjadi orang tua bingung dengan anaknya yang terbiasa belajar dengan semangat dan kini menjadi terlihat malas dan bosan untuk belajar.
Seorang anak yang terbiasa disekolah bersama teman-temanya bermain dan belajar karena keinginan unggul dari yang lain menjadikan nya bersemangat dan kini menjadi bosan tanpa ada lawan rival untuk hasil belajarnya. Dan kebiasaan cara/metode guru di sekolah dan orang tua dirumah berbeda membuat sang anak perlu adaptasi baru begitupun orang tuanya.
Dan dalam kasus ini saya merasa yang cocok adalah teori behavioral, dimana perilaku anak bosan terhadap berlajar dari rumah. Dengan teknik /cara token economy disini anak diberikan sebuah reward ketika selesai belajar dengan tahapan yg sesuai oleh anjuran guru seperti dilingkungan sekolah. Seperti halnya sang anak belajar menghitung dan kemudian mampu menjawab soal yang diberikan guru, barulah sang anak di beri seperti entah bintang/stiker/sebuah simbol token yang bisa dijadikan bukti hasil dari belajarnya yang bisa ditukarkan dengan sesuatu barang dengan beberapa token tersebut. Namun ketika anak itu tidak mau belajar dengan respons cost system maka token yang sudah didapatkanya diambil agar anak tidak mengulangi hal yang sama. Dari situlah InsyaAllah anak akan mulai aktif dan hilang bosan dengan permainan token economy dalam belajarnya meski belajar dari rumah, sang anak memiliki motivasi baru dengan mendapatkan banyak token yang dapat ditukar dengan barang yang diinginkanya.
😊👍👍👍
BalasHapus